SALING MENASEHATI DALAM ISLAM
Allah SWT. Berfirman :

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ

Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr [103]:1 – 3)


Menasehati adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Tanpa disuruhpun -secara langsung atau tidak– dengan cara yang baik atau tidak senang dan ringan hati akan selalu menasehati manusia lainnya yang diketahuinya melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Dinasehati juga adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Namun tidak semua manusia -termasuk yang memberikan nasehat- senang dinasehati, serta bersedia mendengar, menerima dan menjalankan nasehat. Lebih dari itu, orang yang menjadi obyek nasehat bisa marah, menganggap orang yang memberikan nasehat ikut campur urusannya, dan mencap orang yang menasehatinya sebagai orang yang sok suci.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari)

Sejatinya dinasehati adalah menguntungkan. Selayaknya orang yang dinasehati tidak cukup sekadar mendengar dan menerima nasehat dengan senang dan ikhlas hati, tapi lebih dari itu seharusnya dia merasa beruntung, bersyukur kepada Allah swt. lalu berterima kasih kepada orang yang menasehatinya meskipun cara memberikan nasehat kurang berkenanan di hati. Mengapa demikian? Karena masih ada orang lain yang peduli pada dirinya, pada keselamatan dan kebahagiaan dirinya di dunia ini dan di kehidupan di akhirat kelak. Orang yang menasehatinya berarti telah menyelamatkan diri, kehidupan dan agamanya, serta membuat dirinya bahagia bukan hanya di kehidupan yang fana ini tapi juga di kehidupan yang kekal kelak.

Nasehat yang diberikan orang lain ketika kita berniat akan berbuat salah bisa mencegah kita benar-benar jadi berbuat salah. Nasehat yang kita terima ketika kita telah berbuat salah menjadikan diri kita bisa mengetahui dan menyadari kesalahan kita, mencegah kita terus menerus melakukan perbuatan salah, serta bisa mendorong kita untuk bertaubat.

Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. orang lain adalah layaknya cermin bagi diri kita. Kita membutuhkan cermin untuk melihat wajah dan diri kita apakah telah berpenampilan pantas. Kita tidak bisa melihat wajah, kepala, dan tubuh bagian belakang kita tanpa cermin. Ketika bercermin kita mendapati ada sesuatu yang tidak pantas pada wajah atau badan, kita tidak akan marah-marah pada cermin. Yang kita lakukan adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu penampilan.

Demikian juga halnya dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan orang lain untuk memberitahu sesuatu yang tidak pantas (aib) yang ada pada diri kita. Kita tidak bisa membaca dan melihat diri kita sendiri secara obyektif. Ketika “cermin” itu mendapati dan memberitahu aib kita, selayaknya kita tidak marah-marah pada “cermin” itu. Yang perlu kita lakukan adalah menghilangkan aib yang kita miliki. Selain itu kita seyogyanya berterima kasih padanya yang telah sudi membaca dan memberitahu aib kita tanpa pamrih.

Menasehati dan Sabar
Allah swt. melalui surat al-’Ashr menginformasikan bahwa semua manusia mengalami kerugian dalam kehidupannya kecuali mereka yang melakukan empat hal: 1. Beriman; 2. Mengerjakan amal shaleh; 3. Saling menasehati supaya menaati kebenaran; 4. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran.

Mengapa mereka yang tidak melakukan empat hal tersebut rugi? Rugi karena tidak (bisa) memanfaatkan anugerah Allah swt. yang tidak bisa dinilai dan digantikan oleh harta berupa waktu, umur, dan hidup dengan sebaik-baiknya. Cara terbaik memanfaatkan waktu, umur, dan hidup adalah dengan jalan mengamalkan keempat hal tersebut.

Surat al-’Ashr di atas juga mengisyaratkan dua hal: Pertama, manusia mengalami kerugian dalam kehidupannya jika memberikan dan atau menerima nasehat tidak didasari oleh iman, dan tidak diniatkan sebagai amal shaleh. Dan kedua, salah satu ciri orang beriman dan orang shaleh adalah senang meminta, memberikan, dan menerima nasehat.

Para pendahulu kita yang shaleh (shalafus shaleh) telah memberikan teladan luar biasa dalam menerapkan budaya saling menasehati. Salah satu dari mereka adalah Umar bin al-Khattab ra. yang merupakan salah satu orang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga, Beliau selalu sangat perhatian, ikhlas, dan senang terhadap setiap nasehat yang ditujukan kepadanya walaupun disampaikan oleh orang biasa.

Pada suatu kesempatan ketika beliau berkumpul dengan beberapa sahabat tiba-tiba ada seorang berkata: “Ittaqillaha ya Umar!.” (Bertaqwalah/Takutlah kepada Allah, wahai Umar!). Para sahabat lain yang mengetahui kedudukan dan tingkat ketaqwaan beliau marah kepada orang itu. Beliau sendiri tidak marah tapi justru mencegah kemarahan mereka sambil berkata: “Biarkan dia berkata demikian, sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya”.

Demikian pula para sahabat lain juga memberikan suri teladan dalam hal saling menasehati sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad Abduh ketika menafsirkan hadits pertemuan dan perpisahan dua sahabat.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: “Suatu keterangan daripada ath-Tabrani yang ia terima dari jalan Hamaad bin Salmah, dari Tsabit bin `Ubaidillah bin Hashn menyebutkan: “Ketika dua orang sahabat Rasulullah saw. bertemu, mereka belum berpisah kecuali salah satu dari mereka membaca Surat al-`Ashr terlebih dahulu, setelah itu mereka mengucapkan salam sebagai tanda berpisah”.”

Hadits ini ditafsiri oleh Syaikh Muhammad Abduh dengan memberikan penjelasan bahwa tujuan pembacaan surat al-‘Ashr oleh para sahabat ketika hendak berpisah bukanlah sekadar bertujuan untuk tabarruk (mengambil barokah). Namun lebih dari, tujuan mereka membacanya adalah saling memperingatkan isi kandungan surat tersebut, terutama ayat yang berisi perintah Allah swt. untuk saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran.

Para sahabat Rasulullah saw. adalah generasi Muslim terbaik. Keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mereka tidak patut diragukan dan dipertanyakan. Namun demikian, mereka tidak merasa tidak membutuhkan budaya saling menasehati. Apatah lagi kita yang keislaman, keimanan, dan ketaqwaan kita masih bisa dan patut diragukan dan dipertanyakan.

Untuk itu marilah kita saling menerima dan memberi nasehat atas dasar iman. Dan jadikanlah semua itudilakukan dengan hati terbuka, senang, dan ikhlas hati. Jangan sebaliknya, suka menasehati namun jarang mendengar nasehat orang lain.


Wallahu A’lam.

Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
PINTU-PINTU SYURGA

Sahabat, setiap dari kita pasti menginginkan dan mengharapkan masuk surga. berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai dan sayangi. berkumpul bersama orang-orang yang saleh dan salehah. Apakah Sahabat Ummi tahu apa saja nama-nama pintu surga? berikut ini penjelasan selengkapnya tentang nama-nama pintu surga.


1. Pintu shalat

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa yang memberi nafkah kepada suami istri fi sabilillah niscaya ia dipanggil dari pintu-pintu surga: “Wahai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini adalah kebaikan. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, niscaya ia dipanggil dari pintu shalat. Dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad niscaya ia dipanggil dari pintu jihad. Dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa niscaya ia dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Dan barangsiapa yang termasuk ahli sedekah niscaya ia panggil dari pintu sedekah.”

Lalu Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu bertanya, “Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bapak dan ibuku sebagai tebusan engkau ya Rasulullah, apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”



Beliau menjawab, “Benar, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (HR. Bukhari No. 1897 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No.1027)

2. Pintu Jihad

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menginfakkan dua pasang hartanya di jalan Allah maka dia akan dipanggil di surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah yang baik.’ Barang siapa yang tergolong ahli shalat maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang tergolong ahli jihad maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang tergolong ahli puasa, maka dia akan dipanggil dari pintu al-Rayyan. Barang siapa yang tergolong ahli sedekah, maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah. ”Abu Bakar radhiallahu anhu berkata, “Bahaya apalagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu tersebut. Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Maka Nabi menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk di dalamnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Pintu Rayyan

Di surga ada delapan pintu surga. Salah satu pintu dinamakan Ar-Rayyan dan pintu ini khusus bagi orang yang berpuasa. Dalam hadits disebutkan,

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Di surga itu ada delapan pintu. Di antaranya ada satu pintu yang dinamakan ar-Rayyan, tidak bisa memasukinya kecuali orang-orang yang puasa.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari No.3257 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1152.)

4. Pintu Sedekah

Al-Qadhi Iyadh rahimahullah menambahkan sisanya sehingga genap menjadi delapan, yaitu: pintu taubat, pintu orang-orang yang menahan amarah, pintu orang-orang yang ridha, dan pintu kanan yang dimasuki orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.”

5. Pintu Al-Aiman (Kanan)

Sedangkan pintu kelima adalah pintu Al-Aiman. Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712 dan Muslim no. 194)

6. Pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas

Nama pintu keenam adalah Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas (orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan orang lain) terdapat dalam hadits dari Rawh bin ‘Ubadah, dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Lihat Fath Al-Bari, 7: 28).

7. Pintu Taubat

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Al-Qadhi berkata, pintu-pintu surga lainnya disebutkan dalam hadits lain yaitu pintu taubat, pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas, Pintu Ridha. Inilah jadinya ada tujuh pintu yang ada dalam berbagai hadits. Sedangkan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab akan masuk melalui pintu Al-Aiman. Itulah pintu kedelapan.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 106-107)

8. Pintu Ar-Radhin (Ridha)

Berkaitan dengan penjelasan hadits dimasukannya ahli shalat, jihad, puasa dan sedekah melalui pintu-pintu khusus pintu amal tersebut, maksudnya adalah seseorang akan dipanggil melalui pintu itu berdasarkan dominasi amal tersebut yang dilakukan oleh seorang hamba.

Al-Nawawi rahimahullah menjelaskan pendapat para ulama dalam kitab syarh shahih Muslim bahwa maknanya adalah bagi seseorang yang didominasi dengan amalnya dan ketaatan kepada Allah dengan amal tersebut.

Menurut Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari 7/37 ketika mensyarh hadits tersebut bahwa maksud amal yang menyebabkan seseorang akan dipanggil dari pintu amal itu adalah amal-amal tathawu’ dari amal-amal yang telah disebutkan dalam hadits bukan amal-amal wajib karena jika amal wajib akan akan banyak yang bisa memasuki semua delapan pintu tersebut sedangkan dalam teks hadits menunjukan sedikitnya orang yang mampu menggabungkan semua amal sehingga dipanggil dari semua delapan pintu sebagaimana dalam hadits tersebut:

“Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?.”

Hadits Abu Hurairah perihal pintu-pintu Surga juga menunjukan keutamaan Abu Bakar al-Shidiq radhiallahu anhu yang diharapkan oleh Rasulallah shallallahu alaihi wasallam akan memasuki delapan pintu tersebut yang dikehendaki. Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menjelaskan, “Para ulama berkata bahwa pengharapan yang berasal dari Allah dan dari Nabi-Nya pasti akan terjadi,  oleh karena penetapan ini maka hadits tersebut dicantumkan pada bab keutamaan Abu Bakar.” (Fath al-Baari, 7/37)

Semoga kita semakin semangat untuk memiliki amalan unggulan, setelah mengetahui nama-nama pintu surga. Memotivasi diri sendiri untuk lebih banyak beramal dan tidak pernah bosan untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan karena Allah Ta’ala.


Semoga bermanfaat.
Inilah Zaqqum, Pohon yang Tumbuh di Neraka


Layaknya di surga, neraka juga ditumbuhi pohon yang menjadi sumber makanan para penghuninya kelak. Namun berbeda dengan pohon di surga yang memiliki buah dengan rasa nikmat, buah dari pohon di neraka memiliki rasa  yang sangat menyiksa.

Alquran dalam beberapa ayatnya menyinggung tentang keberadaan pohon di neraka yang bernama zaqqum. Pohon ini sangat buruk dan buahnya menjadi makanan bagi orang-orang yang tidak menaati perintah Allah.

Buah dari pohon zaqqum bisa menghancurkan isi perut, bahkan jika setetes getah pohon ini jatuh ke bumi, maka akan merusak  kehidupan penduduk bumi. Namun karena lapar dan siksaan begitu dasyat, para penghuninya terpaksa makan buah tersebut.  Seperti apa buah ini? Berikut ulasannya.

Informasi tentang pohon zaqqum dijelakan Allah SWT dalam beberapa ayat. Salah satunya  dalam surat as-Shaffat, ayat 62 – 68. Dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa pohon zaqqum merupakan fitnah bagi orang yang dzalim.

Zaqqum akan tumbuh dari dasar neraka dan memiliki bentuk yang sangat buruk dimana mayangnya seperti kepala setan. Nantinya perut-perut penghuni neraka akan dipenuhi dengan buah dari pohon ini.

“(Makanan surga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim”.(As Shaffat:62 – 68)

Informasi tentang pohon zaqqum juga dijelaskan dalam surat  al-Isra ayat 60. Allah SWT menyebut pohon ini sebagai pohon terlaknat.

“Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”. (QS. al-Isra: 60).
Al-Hafidz Ibnu Katsir menafsirkan bahwa pohon terlaknat ini adalah  pohon zaqqum. (Tafsir Ibn Katsir, 5/92).

Ayat ini diturunkan untuk memperingatkan orang kafir saat Nabi Muhammad menjelaskan tentang ancaman akhirat. Saat itu Nabi Muhammad SAW menjelaskan apa yang dilihatnya saat melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj salah satunya pohon zaqqum. Namun hal ini justru membuat mereka semakin kafir. Mereka berpikir bagaimana mungkin pohon bisa tumbuh di dasar neraka yang apinya menyala-nyala.

Bahkan dalam sebuah riwayat Ibnu Abbas yang ditafsirkan Ibnu Katsir menyebutkan “Bahwa setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang pohon Zaqqum, Abu Jahal langsung berkomentar,

“Sini, ambilkan kurma sama krim susu.” Lalu dia mengunyah kurma dan krim itu. Sambil mengatakan, “Tazaqqamuu (telan ini). Kami tidak kenal istilah zaqqum selain ini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/92).”

Allah SWT juga menjelaskan dalam surat ad-Dukkhan dan Waqi’ah bahwa zaqqum adalah makanan untuk para pembuat maksiat dan mendustakan. Makanan ini bisa menghancurkan isi perut, namun mereka terpaksa memakannya karena tidak ada lagi yang bisa dimakan di neraka.

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. Dia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat panas.”  (QS. ad-Dukhan: 43- 46).

“Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan ( ) Benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. (QS. al-Waqi’ah: 51 – 53).

Rasulullah Shallahu’alaihi wa Sallam bersabda,”Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majjah dalam sunannya, kitab Az-Zuhud, bab Shifat An Nar, 8/4325.)

Umat Islam sudah seharusnya mempercayai tentang pohon zaqqum ini. Karena Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW sudah menyampaikan berita tentang kebenaran adanya pohon tersebut. Semoga berita ini menumbuhkan rasa takut terhadap neraka, sehingga kita berusaha untuk lebih waspada dalam menjalani hidup.


Allahu a’lam…

Yayasan Quran Hamasah
Apa Persiapan Anda Sebelum Meninggal?

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajal nya cepat atau lambat. Sesiapa pun tidak dapat menduga bilakah saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan tiada persediaan 'menanti' saat kematian itu datang kepada mereka. SUBHANALLAH..Bila datangnya ajal seseorang itu, tidaklah dilambatkan atau dipercepatkan walau sesaat! Bersediakah kita? Saya kongsikan 7 persiapan mnusia untuk menghadapi datangnya kematian yang saya baca dari page sebuah surau, terpanggil untuk mengabdikannya dalam blog ini agar saya dapat berkongsi dengan semua pembaca.

Firman Allah s.w.t.yang bermaksud : "Apabila nafas (seseorang) telah sampai ke kerongkongan, dan dikatakan kepadanya, "' Siapakah yang dapat menyembuhkan'. Dan dia yakin bahawa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dan bertaut betis kiri dan betis kanan, kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dikembalikan." (Surah al-Qiyamah ayat 26-30).
Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Anbiya, ayat 35:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya:
"Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan".


Hidup di zaman kemajuan Teknologi dan dunia tidak sepadan, kejadian mati mendadak dan mati ditimpa musibah adalah hal yang biasa. Di negara kita sendiri kematian disebabkan kecelakaan lalu-lintas, mati disebabkan sakit jantung dan mati mendadak yang lain adalah beberapa kasus kematian yang kerap terjadi.
Masalahnya, apakah persiapan kita jika mati datang mendadak? Adakah kita telah membuat persiapan sekiranya saat kematian itu datang? Ketika itu apakah yang dapat kita bawa bersama sebagai teman setia yang akan membantu kita menghadapi saat getir di alam barzakh nanti.

Ada tujuh amalan atau persiapan yg perlu kita lakukan sebelum ajal datang menjemput. maksudnya kita sudah membuat persiapan awal tanpa kita tunggu waktu yg tepat, selagi bisa kita buat kita terus melaksanakannya.

7 PERSIAPAN MANUSIA UNTUK MENGHADAPI DATANGNYA KEMATIAN.

1. Memperbanyakkan Bertaubat Dan Beristighfar Kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah menasihati umatnya agar sentiasa bertaubat kepada Allah SWT : "Sesungguhnya Allah SWT masih menerima taubat hamba-Nya sebelum rohnya sampai ke tenggorokan " (HR at-Tirmidzi).
Sabda Rasulullah SAW yang lain bermaksud :
"Orang yang bertaubat dari dosanya adalah seperti orang yang tidak punya dosa". (HR. Ibnu Majah) .


2. Perbaiki Ibadah Sholat Kita Dan Belajar Untuk Lebih Khusyuk.
Jangan kita selalau mengakhirkan sholat. Bagi lelaki coba sholat berjemaah di masjid. Sholat adalah amalan yg pertama dihisab di hari akhirat nanti jika sholat diterima maka amalan lain juga akan diterima.
Dari Abu Hurairah R.A.,  Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya amalan seseorang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ialah solatnya, jika solatnya diterima, maka sesungguhnya beruntung dan berjayalah ia. Jika solatnya tidak diterima, maka kecewa dan rugilah ia. Jika terkurang daripadanya solat fardu sesuatu. Allah SWT berfirman: 'Periksalah, adakah hambaku itu mempunyai sholat-sholat sunat untuk dicukupkan dengannya apa yang terkurang daripada solat fardu. Demikianlah keadaan amalan lain."(HR At-Tirmidzi).

3. Menyelesaikan Semua Hutang-hutang.
Roh seorang Mukmin yang beriman atau pun roh seorang syuhada akan tergantung diantara langit dan bumi kerana hutangnya yg belum diselesaikan. Jangan tangguh-tangguh untuk membayar hutang. Apabila mempunyai wang yang cukup terus membayarnya.
Salah satu perkara yang sangat menakutkan apabila hutang itu tidak dapat diselesaikan ialah bilamana orang yang masih menanggung hutang itu mati atau meninggal dunia dalam keadaan hutang yang belum habis diselesaikan. Anak-anak , isteri dan waris-waris pula tidak tahu ataupun tidak mahu bertanggung jawab untuk menyelesaikan hutang si mati di mana mengikut hadis org yg mati sedangkan ia masih berhutang maka rohnya terapung-apung dilangit dan semua amalannya tergantung.
"Dari Abi Hurairah Radiallahuanhu katanya: Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya : "Roh seseorang Mukmin itu tergantung-gantung (dihalang daripada tempat yang mulia) dengan sebab hutangnya sehinggalah hutangnya itu dilunaskan.''(HR. Al-Tarmizi).


4. Perbanyakkan Sedekah Jariah.
Termasuk dalam kategori sedekah jariah ialah harta yang diwaqafkan, termasuk tanah, rumah, kebun atau lain-lainnya untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Misalnya, seseorang mewaqafkan bangunan untuk dijadikan sekolah, asrama, Rumah Sakit, masjid dan yang seumpamanya.

Mendirikan bangunan untuk kepentingan awam yang dihalalkan Islam juga dikira sedekah jariah. Selagi harta benda yang diwaqafkan itu masih wujud dan dinikmati faedahnya olah umum maka tuan punya harta itu akan mendapat pahalanya berterusan semasa ia hidup dan sesudah ia mati.
Daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud: “Apabila seorang mati, putuslah amalannya kecuali tiga perkara, (iaitu): Sedekah jariah, ilmu yang memberi faedah kepada orang lain atau anak yang solih yang berdo'a untuknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Menuntut Ilmu Yang Bermanfaat.
Ilmu yang dapat dimanfaatkan maksudnya ilmu yang diajarkan ketika seseorang itu masih hidup dan ia kemudiannya dimanfaatkan pula oleh orang lain, maka pahala mengajar itu berterusan selagi orang yang menerima ilmu itu mengamalkannya.
Pahala diterima oleh mereka yang menyebarkan ilmu berkekalan hingga hari kiamat selagi manusia dapat manfaat daripada ilmu yang diajarkan itu. Ilmu yang disebarkannya itu, sama ada melalui syarahan, penulisan kitab, akhbar atau majalah atau apa-apa rakaman yang dapat dirujuk dalam bentuk cetak dan elektronik maka ia mendapat ganjaran berkekalan.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda :
"Siapa yang mengajak ke jalan hidayah, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala) pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan sesiapa yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa pengikutnya, dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikit pun". (HR. Imam Muslim).


6. Anak Yang Sholeh Yang Mendo'akan Kedua Ibu Bapanya .
Anak yang dididiknya ketika hayatnya hingga menjadi orang soleh dan sentiasa mendo'akan kesejahteraan ibu bapanya sesudah meninggal dunia.
Do'anya itu bukan sahaja rahmat kepada kedua ibu bapanya yang masih hidup atau yang telah mati, tetapi akan membawa kebaikan dan pahala yang besar kepada anak itu sendiri.
Sungguh beruntung anak yang sentiasa mengingati kedua ibu bapanya dengan mendoakan mereka selepas mengerjakan solat dan semasa berada pada hari baik bulan baik atau semasa berada di tanah suci yang sangat berkat dan mustajab doa padanya.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا.
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua ibu bapaku serta cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil."



Sebab itu sangat baik ia mengakhiri doanya dengan menyebut:
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
"Dan ampunilah dosa-dosa orang-orang Islam lelaki dan perempuan; dan dosa orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan; yang hidup dan yang mati. Dengan kelimpahan rahmat-Mu wahai Tuhan yang tidak ada taranya tentang limpahan rahmat-Nya.
Di dalam Syurga, seseorang diangkat darjatnya oleh Allah SWT lalu dia bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, bagaimana saya mendapat darjat kebesaran ini?”.
Firman Allah SWT bermaksud : “Ini disebabkan do'a anakmu yang memohonkan keampunan bagimu.” (HR. Imam Ahmad).

7. Meminta Maaf Kepada Semua Orang Yang Kita Pernah Melakukan Kesalahan Kepada Mereka
Tidak perlu menunggu Hari Raya. Dosa mengumpat, memfitnah, menyakiti hati orang dan mengambil hak mereka. Jika kita telah terambil hak atau barang-barang mereka maka pulangkanlah dan memohonnamoun dan maaf kepada orangnya.
Anak segeralah memohon ampun kepada kedua ibu bapa. Isteri hendaklah segera memohon ampun kepada suami. Murid hendaklah memohon kemaafan kepada guru-guru. Kita hendaklah memohon maaf kepada saudara-mara, jiran tetangga, sahabat handai, rakan sekerja dan sesiapa saja yang kita rasa telah melakukan dosa kerana Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa yang dibuat sesama manusia.



Pepatah melayu ada megatakan : "Sediakan payung sebelum hujan" untuk kita menghadapi saat kematian maka kita perlu sediakan tujuh perkara sebelum kita dipanggil pulang oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT maksudnya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi direrdhaiNya. Maka masuklah ke dalam jema’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam Syurga-Ku” (Surah Al-Fajr ayat 27-30.

Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus ra. dari Nabi saw, beliau bersabda: Orang yang CERDIK ialah orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekalan sesudah mati. (HR Tirmidzi)
Allah SWT berfirman dalam surah Surah Ali-Imran, ayat 185:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya:
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya".
Ya Allah jadikan kami hamba yang beriman kepada-Mu. Dan matikan kami sebagai matinya orang yang beriman kepada-Mu. Mudah-mudahan hidup kami sentiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi datangnya kematian yag akan datang kepada kaki bila-bika masa sahaja.


Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Yayasan Quran Hamasah
Tanda ditutupnya pintu taubat di akhir zaman


Rasulullah SAW dari awal lagi telah berpesan pada kita agar selalu waspada dari masa ke semasa sebagai Tanda2 ditutup pintu taubat yg dpt dikesan dari tanda2 ...akhir zaman yg berkaitan Makanan,minuman,pakaian dan kesenian.Antaranya adalah:

1.       DIHALALKAN ARAK, PENZINAAN, PAKAIAN DARI SUTERA DAN ALAT-ALAT MUZIK.
Sabda Rasulullah SAW: " Sesungguhnya nanti akan benar2 terjadi,akan ada suatu kaum dari umatku yg mengatakan halalnya penzinaan,sutera,khomar dan kecapi2 ( alat muzik)." ( HR Thabrani ). Sabda Rasulullah lagi: " Sesungguhnya akan ada satu golongan dari umatku yg menganggap halal minum arak dengan memberikan nama lain dengan menukar bentuk,padahal isinya tetap juga sesuai dengan nama yg dikehendakinya." ( HR Ahmad) Rasulullah bersabda lagi: " Sungguh akan ada beberapa orang dari umatku yg minum khomar (arak),mereka namakan dengan nama lain.Kepala mereka itu dilalaikan dgn bunyi-bunyian(muzik) serta nyanyian,maka Allah akan tenggelamkan mereka itu ke dalam bumi dan akan menjadikan mereka itu seperti kera dan babi." ( HR Ibnu Majah )

2.       RIBA DALAM MASYARAKAT.
Sabda Rasulullah SAW: " Akan datang suatu masa dimana manusia menganggap halal riba dengan nama jual beli." (HR Ibnu Qayyim ). Dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda: " Sungguh nanti akan datang suatu masa atas umatku yg tidak seorang pun dari mereka kecuali makan hasil riba.Jika ia tidak makan hasil riba,maka ia akan terkena debu (dosa) nya." ( HR Abu Daud,Ibnu Majah dan Hakim )

3.       SEGALA MACAM PAKAIAN , MINUMAN DAN MAKANAN YG DIHALALKAN.
Dari Abu Umamah ra bahawa Nabi SAW bersabda: " Kelak akan ada orang dari umatku,mereka memakan berbagai macam makanan,meminum berbagai minuman,memakai berbagai macam pakaian,banyak berbicara tanpa difikirkan terlebih dahulu apa sebetulnya yg dibicarakan itu,maka itu lah seburuk2 umatku." (HR Thabrani dan Abu Nu'aim )

4.       KAUM YANG MENGAMBIL MAKANAN DENGAN MULUT.
Dari Saad ra bahawa Rasulullah SAW bersabda: " Kelak akan ada suatu kaum,mereka memakan makanan langsung memakai mulutnya seperti lembu memakan rumput dibumi." ( HR Ahmad ) 5. MUZIK-MUZIK DAN BIDUANITA SERTA TERJADINYA BENCANA ALAM. Sabda Raslullah SAW: " Nanti pada akhir zaman akan terjadi gempa bumi dan penyakit kolera dan perubahan-perubahan ini terjadi apabila muzik-muzik,biduanita2 telah bermaharajalela dalam kehidupan umat manusia dan minuman keras telah dihalalkan." ( HR Thabrani )

5.       PEMUSIK DAN PENYANYI YANG AKAN MENJADI SEPERTI BABI DAN KERA.
Rasulullah SAW bersabda: " Kelak pada akhir zaman akan ada dari umatku ini suatu kaum yg tingkahlakunya akan jadi seperti babi dan kera.Para Sahabat bertanya:" Ya Rasulullah ..tidakkah mereka bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan Sesungguhnya Muhammad itu Pesuruh Allah?".....Rasulullah menjawab:" Betul,mereka juga berpuasa,sembahyang dan haji."....Mereka bertanya lagi:" Lalu mengapa keadaan mereka menjadi begitu?"....Rasulullah menjawab:" Mereka mengadakan nyanyian2,menabuh gendang disertai para biduanita dan penari,lalu pada malam harinya mereka mengadakan pesta minum-minuman dan bermain-main,maka pada pagi harinya mereka berubah menjadi tingkahlakunya seperti babi dan kera.Dan sungguh akan ada seorang yg pergi berbelanja ke kedai atas suruhan temannya,setelah ia kembali kepadanya,lalu ia berubah tingkahlakunya seperti menjadi babi dan kera." ( HR Ibnu Abiddunya)

6.       LENYAPNYA ILMU, MELUASNYA MINUMAN KERAS DAN PENZINAAN DALAM MASYARAKAT.
Dari Anas bin Malik ra berkata bahawa Rasulullah SAW Bersabda: " Sesungguhnya sebahagian tanda2 dekatnya hari kiamat adalah hilangnya kemanfaatan ilmu,makin ketara kebodohan,diminumnya arak,meluasnya penzinaan dengan terang-terangan,banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki sehingga 50 wanita mempunyai satu penegak ( pelindung ) laki-laki." ( HR Bukhari )

7.       LAKI-LAKI MENYERUPAI WANITA DAN WANITA MENYERUPAI LAKI-LAKI.
Rasulullah SAW bersabda: " Diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah laki-laki menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki." ( HR Abu Nu'aim )

8.       LEBIH SENANG MENDIDIK ANJING DARIPADA MENDIDIK ANAK DAN TERJADINYA BERBAGAI PERBUATAN KEJI.
Dari Abu Dzar ra berkata bahawa Rasulullah bersabda: " Apabila zaman ( kiamat ) telah dekat,mendidik anjing lebih baik daripada mendidik anak,tidak ada rasa hormat kepada yg lebih tua,dan tidak ada rasa kasih sayang kepada yang lebih kecil,anak-anak zina semakin ramai,sehingga laki-lak menyantap perempuan dijalanan.Mereka tidak ubahnya seperti kambing yang berhati serigala." ( HR Thabrani dan Hakim )

Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat

Yayasan Quran Hamasah


Keajaiban Lebah Madu dalam Al-Quran

Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru – yaitu madu – dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.


Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.

Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkan-nya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah

Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi yang luar biasa.

Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.

Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.

Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.

Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menim-bulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.

Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.

Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat, yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman akan mencegah hal ini?

Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal

Sarang yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.

Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.

Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.

Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama, jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.

Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.

Desain sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat disusun dan menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.

Selain pada dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini ketika membangun ujung-ujung bagian bawah.

Sarang dibuat seperti sebuah potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini, terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar. Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi lain pun otomatis terbentuk.

Karena permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah, dan berarti bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.

Ciri-Ciri Lain Sarang Madu

Satu hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.

Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.

Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang seragam.

Untuk pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah? Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.

Sungguh sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.

Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang sama persis!

Istilah “naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri – sebuah istilah tanpa arti – yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.

Cara Menentukan Arah

Lebah biasanya harus terbang menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?

Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.

Tarian ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).

Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.

Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan. Saat lebah – yang hanya mampu menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah matahari – kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1 setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah lain.

Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop. Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini dengan me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga

Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?

Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada bunga yang sama.

Keajaiban Madu

Tahukah Anda, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini?

Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.

Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.

Dewasa ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah ini:

Mudah dicerna: Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.

Rendah kalori: Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan.

Berdifusi lebih cepat melalui darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.

Membantu pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.

Membunuh bakteri: Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah mereka tahu kemampuan madu ini.

Royal jelly: Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.

Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21)

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69)

“Kami telah menciptakan binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka tunggangi, sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu untuk diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73)

Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45: 4)

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69)


“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45: 13)

Yayasan Quran Hamasah
Kriteria Guru Yang Baik Menurut Imam Al-Ghazali

Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”.(Ramayulis,1982:42) Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36)


Untuk menjadi seorang pendidik yang baik, Imam Al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Tulisan berikut ini merupakan kutipan yang diambil oleh penulis dari buku Abuddin Nata (2000:95-99) ketika menjelaskan kriteria guru yang baik dari kitab Ihyaa Ulumuddin yang merupakan karya monumental Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. Sengaja kutipan di bawah ini diberi sedikit komentar untuk lebih memperjelas maksud yang hendak disampaikan.

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.

Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagai berikut :

Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.

Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim (berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai.

Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.

Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.

Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)

Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)

Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu.

Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.


Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwa sebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. Sifat guru yang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia, kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yang tetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern.

Yayasan Quran Hamasah

The most beautiful Khotmil Quran, Heart touching Really emotional

Maasya Allah !! Just only 28th Day Memorized 30 juz, Very touching heart and emotional

Latest Reviews

Karantina tahfizh Quran Batch 2, Bali-Indonesia

Metode Hmasah Karantina Tahfizh Nasional

New Karantina Tahfizh Nasional Batch 6

Copyright © 2013 Pusat Karantina Tahfizh Hamasah