SALING MENASEHATI DALAM ISLAM
Allah SWT. Berfirman :
إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. al-’Ashr [103]:1 – 3)
Menasehati
adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Tanpa disuruhpun -secara
langsung atau tidak– dengan cara yang baik atau tidak senang dan ringan hati
akan selalu menasehati manusia lainnya yang diketahuinya melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Dinasehati
juga adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Namun tidak semua
manusia -termasuk yang memberikan nasehat- senang dinasehati, serta bersedia
mendengar, menerima dan menjalankan nasehat. Lebih dari itu, orang yang menjadi
obyek nasehat bisa marah, menganggap orang yang memberikan nasehat ikut campur
urusannya, dan mencap orang yang menasehatinya sebagai orang yang sok suci.
Rasulullah saw. bersabda yang
artinya: “Seorang mukmin adalah cermin
bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.”
(HR. Bukhari)
Sejatinya
dinasehati adalah menguntungkan. Selayaknya orang yang dinasehati tidak cukup
sekadar mendengar dan menerima nasehat dengan senang dan ikhlas hati, tapi
lebih dari itu seharusnya dia merasa beruntung, bersyukur kepada Allah swt.
lalu berterima kasih kepada orang yang menasehatinya meskipun cara memberikan
nasehat kurang berkenanan di hati. Mengapa demikian? Karena masih ada orang
lain yang peduli pada dirinya, pada keselamatan dan kebahagiaan dirinya di
dunia ini dan di kehidupan di akhirat kelak. Orang yang menasehatinya berarti telah
menyelamatkan diri, kehidupan dan agamanya, serta membuat dirinya bahagia bukan
hanya di kehidupan yang fana ini tapi juga di kehidupan yang kekal kelak.
Nasehat yang
diberikan orang lain ketika kita berniat akan berbuat salah bisa mencegah kita
benar-benar jadi berbuat salah. Nasehat yang kita terima ketika kita telah
berbuat salah menjadikan diri kita bisa mengetahui dan menyadari kesalahan
kita, mencegah kita terus menerus melakukan perbuatan salah, serta bisa
mendorong kita untuk bertaubat.
Sebagaimana
yang disabdakan Rasulullah saw. orang lain adalah layaknya cermin bagi diri
kita. Kita membutuhkan cermin untuk melihat wajah dan diri kita apakah telah
berpenampilan pantas. Kita tidak bisa melihat wajah, kepala, dan tubuh bagian
belakang kita tanpa cermin. Ketika bercermin kita mendapati ada sesuatu yang
tidak pantas pada wajah atau badan, kita tidak akan marah-marah pada cermin.
Yang kita lakukan adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu penampilan.
Demikian juga
halnya dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan orang lain untuk
memberitahu sesuatu yang tidak pantas (aib) yang ada pada diri kita. Kita tidak
bisa membaca dan melihat diri kita sendiri secara obyektif. Ketika “cermin” itu
mendapati dan memberitahu aib kita, selayaknya kita tidak marah-marah pada
“cermin” itu. Yang perlu kita lakukan adalah menghilangkan aib yang kita
miliki. Selain itu kita seyogyanya berterima kasih padanya yang telah sudi
membaca dan memberitahu aib kita tanpa pamrih.
Menasehati dan Sabar
Allah swt.
melalui surat al-’Ashr menginformasikan bahwa semua manusia mengalami kerugian
dalam kehidupannya kecuali mereka yang melakukan empat hal: 1. Beriman; 2.
Mengerjakan amal shaleh; 3. Saling menasehati supaya menaati kebenaran; 4.
Saling menasehati supaya menetapi kesabaran.
Mengapa mereka
yang tidak melakukan empat hal tersebut rugi? Rugi karena tidak (bisa)
memanfaatkan anugerah Allah swt. yang tidak bisa dinilai dan digantikan oleh
harta berupa waktu, umur, dan hidup dengan sebaik-baiknya. Cara terbaik memanfaatkan
waktu, umur, dan hidup adalah dengan jalan mengamalkan keempat hal tersebut.
Surat al-’Ashr
di atas juga mengisyaratkan dua hal: Pertama, manusia mengalami kerugian dalam
kehidupannya jika memberikan dan atau menerima nasehat tidak didasari oleh iman,
dan tidak diniatkan sebagai amal shaleh. Dan kedua, salah satu ciri orang
beriman dan orang shaleh adalah senang meminta, memberikan, dan menerima
nasehat.
Para pendahulu
kita yang shaleh (shalafus shaleh) telah memberikan teladan luar biasa dalam menerapkan
budaya saling menasehati. Salah satu dari mereka adalah Umar bin al-Khattab ra.
yang merupakan salah satu orang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga,
Beliau selalu sangat perhatian, ikhlas, dan senang terhadap setiap nasehat yang
ditujukan kepadanya walaupun disampaikan oleh orang biasa.
Pada suatu
kesempatan ketika beliau berkumpul dengan beberapa sahabat tiba-tiba ada
seorang berkata: “Ittaqillaha ya Umar!.” (Bertaqwalah/Takutlah kepada Allah,
wahai Umar!). Para sahabat lain yang mengetahui kedudukan dan tingkat ketaqwaan
beliau marah kepada orang itu. Beliau sendiri tidak marah tapi justru mencegah
kemarahan mereka sambil berkata: “Biarkan dia berkata demikian, sesungguhnya
tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada
kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya”.
Demikian pula
para sahabat lain juga memberikan suri teladan dalam hal saling menasehati
sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad Abduh ketika menafsirkan
hadits pertemuan dan perpisahan dua sahabat.
Ibnu Katsir
dalam tafsirnya mengatakan: “Suatu keterangan daripada ath-Tabrani yang ia
terima dari jalan Hamaad bin Salmah, dari Tsabit bin `Ubaidillah bin Hashn
menyebutkan: “Ketika dua orang sahabat Rasulullah saw. bertemu, mereka belum
berpisah kecuali salah satu dari mereka membaca Surat al-`Ashr terlebih dahulu,
setelah itu mereka mengucapkan salam sebagai tanda berpisah”.”
Hadits ini
ditafsiri oleh Syaikh Muhammad Abduh dengan memberikan penjelasan bahwa tujuan
pembacaan surat al-‘Ashr oleh para sahabat ketika hendak berpisah bukanlah
sekadar bertujuan untuk tabarruk (mengambil barokah). Namun lebih dari, tujuan
mereka membacanya adalah saling memperingatkan isi kandungan surat tersebut,
terutama ayat yang berisi perintah Allah swt. untuk saling menasehati dalam
kebenaran dan dalam kesabaran.
Para sahabat
Rasulullah saw. adalah generasi Muslim terbaik. Keislaman, keimanan, dan
ketaqwaan mereka tidak patut diragukan dan dipertanyakan. Namun demikian,
mereka tidak merasa tidak membutuhkan budaya saling menasehati. Apatah lagi
kita yang keislaman, keimanan, dan ketaqwaan kita masih bisa dan patut
diragukan dan dipertanyakan.
Untuk itu
marilah kita saling menerima dan memberi nasehat atas dasar iman. Dan
jadikanlah semua itudilakukan dengan hati terbuka, senang, dan ikhlas hati.
Jangan sebaliknya, suka menasehati namun jarang mendengar nasehat orang lain.
PINTU-PINTU SYURGA
Sahabat, setiap dari kita pasti
menginginkan dan mengharapkan masuk surga. berkumpul bersama orang-orang yang
kita cintai dan sayangi. berkumpul bersama orang-orang yang saleh dan salehah.
Apakah Sahabat Ummi tahu apa saja nama-nama pintu surga? berikut ini penjelasan
selengkapnya tentang nama-nama pintu surga.
1. Pintu shalat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Barang
siapa yang memberi nafkah kepada suami istri fi sabilillah niscaya ia dipanggil
dari pintu-pintu surga: “Wahai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini adalah
kebaikan. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, niscaya ia dipanggil dari
pintu shalat. Dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad niscaya ia dipanggil
dari pintu jihad. Dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa niscaya ia dipanggil
dari pintu ar-Rayyan. Dan barangsiapa yang termasuk ahli sedekah niscaya ia
panggil dari pintu sedekah.”
Lalu Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu
bertanya, “Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bapak dan ibuku sebagai tebusan
engkau ya Rasulullah, apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu
tersebut?”
Beliau menjawab, “Benar, dan aku
berharap engkau termasuk dari mereka.” (HR. Bukhari No. 1897 dan ini adalah
lafazhnya dan Muslim No.1027)
2. Pintu Jihad
Al-Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, bahwasannya Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menginfakkan dua
pasang hartanya di jalan Allah maka dia akan dipanggil di surga, ‘Wahai hamba
Allah, ini adalah yang baik.’ Barang siapa yang tergolong ahli shalat maka dia
akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang tergolong ahli jihad maka
dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang tergolong ahli puasa, maka dia
akan dipanggil dari pintu al-Rayyan. Barang siapa yang tergolong ahli sedekah,
maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah. ”Abu Bakar radhiallahu anhu
berkata, “Bahaya apalagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil
dari pintu-pintu tersebut. Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintu
tersebut?” Maka Nabi menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk di
dalamnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Pintu Rayyan
Di surga ada delapan pintu surga.
Salah satu pintu dinamakan Ar-Rayyan dan pintu ini khusus bagi orang yang
berpuasa. Dalam hadits disebutkan,
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu
‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Di surga itu ada
delapan pintu. Di antaranya ada satu pintu yang dinamakan ar-Rayyan, tidak bisa
memasukinya kecuali orang-orang yang puasa.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari
No.3257 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1152.)
4. Pintu Sedekah
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah
menambahkan sisanya sehingga genap menjadi delapan, yaitu: pintu taubat, pintu
orang-orang yang menahan amarah, pintu orang-orang yang ridha, dan pintu kanan
yang dimasuki orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.”
5. Pintu Al-Aiman (Kanan)
Sedangkan pintu kelima adalah
pintu Al-Aiman. Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabishallallahu
‘alaihi wa sallam dikatakan, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu)
orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu
Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang
lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712
dan Muslim no. 194)
6. Pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas
Nama pintu keenam adalah
Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas (orang-orang yang menahan
amarah dan memaafkan orang lain) terdapat dalam hadits dari Rawh bin ‘Ubadah,
dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah
memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali
orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Lihat Fath
Al-Bari, 7: 28).
7. Pintu Taubat
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Al-Qadhi berkata, pintu-pintu surga lainnya disebutkan dalam hadits lain yaitu
pintu taubat, pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas, Pintu Ridha.
Inilah jadinya ada tujuh pintu yang ada dalam berbagai hadits. Sedangkan 70.000
orang yang masuk surga tanpa hisab akan masuk melalui pintu Al-Aiman. Itulah
pintu kedelapan.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 106-107)
8. Pintu Ar-Radhin (Ridha)
Berkaitan dengan penjelasan
hadits dimasukannya ahli shalat, jihad, puasa dan sedekah melalui pintu-pintu
khusus pintu amal tersebut, maksudnya adalah seseorang akan dipanggil melalui
pintu itu berdasarkan dominasi amal tersebut yang dilakukan oleh seorang hamba.
Al-Nawawi rahimahullah
menjelaskan pendapat para ulama dalam kitab syarh shahih Muslim bahwa maknanya
adalah bagi seseorang yang didominasi dengan amalnya dan ketaatan kepada Allah
dengan amal tersebut.
Menurut Ibn Hajar al-Asqalani
dalam kitab Fath al-Bari 7/37 ketika mensyarh hadits tersebut bahwa maksud amal
yang menyebabkan seseorang akan dipanggil dari pintu amal itu adalah amal-amal
tathawu’ dari amal-amal yang telah disebutkan dalam hadits bukan amal-amal
wajib karena jika amal wajib akan akan banyak yang bisa memasuki semua delapan
pintu tersebut sedangkan dalam teks hadits menunjukan sedikitnya orang yang
mampu menggabungkan semua amal sehingga dipanggil dari semua delapan pintu
sebagaimana dalam hadits tersebut:
“Apakah ada orang yang dipanggil
dari semua pintu tersebut?.”
Hadits Abu Hurairah perihal
pintu-pintu Surga juga menunjukan keutamaan Abu Bakar al-Shidiq radhiallahu
anhu yang diharapkan oleh Rasulallah shallallahu alaihi wasallam akan memasuki
delapan pintu tersebut yang dikehendaki. Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah
menjelaskan, “Para ulama berkata bahwa pengharapan yang berasal dari Allah dan
dari Nabi-Nya pasti akan terjadi, oleh
karena penetapan ini maka hadits tersebut dicantumkan pada bab keutamaan Abu
Bakar.” (Fath al-Baari, 7/37)
Semoga kita semakin semangat
untuk memiliki amalan unggulan, setelah mengetahui nama-nama pintu surga.
Memotivasi diri sendiri untuk lebih banyak beramal dan tidak pernah bosan untuk
mengerjakan kebaikan-kebaikan karena Allah Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Inilah Zaqqum, Pohon yang Tumbuh di Neraka
Layaknya di surga, neraka juga
ditumbuhi pohon yang menjadi sumber makanan para penghuninya kelak. Namun
berbeda dengan pohon di surga yang memiliki buah dengan rasa nikmat, buah dari
pohon di neraka memiliki rasa yang
sangat menyiksa.
Alquran dalam beberapa ayatnya
menyinggung tentang keberadaan pohon di neraka yang bernama zaqqum. Pohon ini
sangat buruk dan buahnya menjadi makanan bagi orang-orang yang tidak menaati
perintah Allah.
Buah dari pohon zaqqum bisa
menghancurkan isi perut, bahkan jika setetes getah pohon ini jatuh ke bumi,
maka akan merusak kehidupan penduduk
bumi. Namun karena lapar dan siksaan begitu dasyat, para penghuninya terpaksa
makan buah tersebut. Seperti apa buah
ini? Berikut ulasannya.
Informasi tentang pohon zaqqum
dijelakan Allah SWT dalam beberapa ayat. Salah satunya dalam surat as-Shaffat, ayat 62 – 68. Dalam
ayat ini Allah mengatakan bahwa pohon zaqqum merupakan fitnah bagi orang yang
dzalim.
Zaqqum akan tumbuh dari dasar
neraka dan memiliki bentuk yang sangat buruk dimana mayangnya seperti kepala
setan. Nantinya perut-perut penghuni neraka akan dipenuhi dengan buah dari
pohon ini.
“(Makanan surga) itulah hidangan
yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum
itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya ia adalah
sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala
syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari
buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian
sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang
bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali
mereka benar-benar ke neraka jahim”.(As Shaffat:62 – 68)
Informasi tentang pohon zaqqum
juga dijelaskan dalam surat al-Isra ayat
60. Allah SWT menyebut pohon ini sebagai pohon terlaknat.
“Kami tidak menjadikan mimpi yang
telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu
pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka,
tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”. (QS.
al-Isra: 60).
Al-Hafidz Ibnu Katsir menafsirkan
bahwa pohon terlaknat ini adalah pohon
zaqqum. (Tafsir Ibn Katsir, 5/92).
Ayat ini diturunkan untuk
memperingatkan orang kafir saat Nabi Muhammad menjelaskan tentang ancaman
akhirat. Saat itu Nabi Muhammad SAW menjelaskan apa yang dilihatnya saat
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj salah satunya pohon zaqqum. Namun hal ini
justru membuat mereka semakin kafir. Mereka berpikir bagaimana mungkin pohon
bisa tumbuh di dasar neraka yang apinya menyala-nyala.
Bahkan dalam sebuah riwayat Ibnu
Abbas yang ditafsirkan Ibnu Katsir menyebutkan “Bahwa setelah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menceritakan tentang pohon Zaqqum, Abu Jahal langsung
berkomentar,
“Sini, ambilkan kurma sama krim
susu.” Lalu dia mengunyah kurma dan krim itu. Sambil mengatakan, “Tazaqqamuu
(telan ini). Kami tidak kenal istilah zaqqum selain ini.” (Tafsir Ibnu Katsir,
5/92).”
Allah SWT juga menjelaskan dalam
surat ad-Dukkhan dan Waqi’ah bahwa zaqqum adalah makanan untuk para pembuat
maksiat dan mendustakan. Makanan ini bisa menghancurkan isi perut, namun mereka
terpaksa memakannya karena tidak ada lagi yang bisa dimakan di neraka.
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu.
Makanan orang yang banyak berdosa. Dia sebagai kotoran minyak yang mendidih di
dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat panas.” (QS. ad-Dukhan: 43- 46).
“Kemudian sesungguhnya kamu hai
orang-orang yang sesat lagi mendustakan ( ) Benar-benar akan memakan pohon
zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. (QS. al-Waqi’ah: 51 – 53).
Rasulullah Shallahu’alaihi wa
Sallam bersabda,”Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya
akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan
orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majjah
dalam sunannya, kitab Az-Zuhud, bab Shifat An Nar, 8/4325.)
Umat Islam sudah seharusnya
mempercayai tentang pohon zaqqum ini. Karena Allah SWT melalui Nabi Muhammad
SAW sudah menyampaikan berita tentang kebenaran adanya pohon tersebut. Semoga
berita ini menumbuhkan rasa takut terhadap neraka, sehingga kita berusaha untuk
lebih waspada dalam menjalani hidup.
Allahu a’lam…
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
Apa Persiapan Anda Sebelum Meninggal?
Setiap makhluk yang bernyawa
pasti akan menemui ajal nya cepat atau lambat. Sesiapa pun tidak dapat menduga
bilakah saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan
tiada persediaan 'menanti' saat kematian itu datang kepada mereka.
SUBHANALLAH..Bila datangnya ajal seseorang itu, tidaklah dilambatkan atau
dipercepatkan walau sesaat! Bersediakah kita? Saya kongsikan 7 persiapan mnusia
untuk menghadapi datangnya kematian yang saya baca dari page sebuah surau,
terpanggil untuk mengabdikannya dalam blog ini agar saya dapat berkongsi dengan
semua pembaca.
Firman Allah s.w.t.yang bermaksud
: "Apabila nafas (seseorang) telah
sampai ke kerongkongan, dan dikatakan kepadanya, "' Siapakah yang dapat
menyembuhkan'. Dan dia yakin bahawa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dan
bertaut betis kiri dan betis kanan, kepada Rabbmulah pada hari itu kamu
dikembalikan." (Surah al-Qiyamah ayat 26-30).
Allah SWT juga berfirman dalam
Surah Al-Anbiya, ayat 35:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya:
"Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan
dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan".
Hidup di zaman kemajuan Teknologi
dan dunia tidak sepadan, kejadian mati mendadak dan mati ditimpa musibah adalah
hal yang biasa. Di negara kita sendiri kematian disebabkan kecelakaan
lalu-lintas, mati disebabkan sakit jantung dan mati mendadak yang lain adalah
beberapa kasus kematian yang kerap terjadi.
Masalahnya, apakah persiapan kita
jika mati datang mendadak? Adakah kita telah membuat persiapan sekiranya saat
kematian itu datang? Ketika itu apakah yang dapat kita bawa bersama sebagai
teman setia yang akan membantu kita menghadapi saat getir di alam barzakh
nanti.
Ada tujuh amalan atau persiapan
yg perlu kita lakukan sebelum ajal datang menjemput. maksudnya kita sudah membuat
persiapan awal tanpa kita tunggu waktu yg tepat, selagi bisa kita buat kita
terus melaksanakannya.
7 PERSIAPAN MANUSIA UNTUK
MENGHADAPI DATANGNYA KEMATIAN.
1. Memperbanyakkan Bertaubat Dan Beristighfar Kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah menasihati
umatnya agar sentiasa bertaubat kepada Allah SWT : "Sesungguhnya Allah SWT
masih menerima taubat hamba-Nya sebelum rohnya sampai ke tenggorokan " (HR
at-Tirmidzi).
Sabda Rasulullah SAW yang lain
bermaksud :
"Orang yang bertaubat dari
dosanya adalah seperti orang yang tidak punya dosa". (HR. Ibnu Majah) .
2. Perbaiki Ibadah Sholat Kita Dan Belajar Untuk Lebih Khusyuk.
Jangan kita selalau mengakhirkan
sholat. Bagi lelaki coba sholat berjemaah di masjid. Sholat adalah amalan yg
pertama dihisab di hari akhirat nanti jika sholat diterima maka amalan lain
juga akan diterima.
Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya amalan seseorang
yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ialah solatnya, jika solatnya
diterima, maka sesungguhnya beruntung dan berjayalah ia. Jika solatnya tidak
diterima, maka kecewa dan rugilah ia. Jika terkurang daripadanya solat fardu
sesuatu. Allah SWT berfirman: 'Periksalah, adakah hambaku itu mempunyai
sholat-sholat sunat untuk dicukupkan dengannya apa yang terkurang daripada
solat fardu. Demikianlah keadaan amalan lain."(HR At-Tirmidzi).
3. Menyelesaikan Semua Hutang-hutang.
Roh seorang Mukmin yang beriman
atau pun roh seorang syuhada akan tergantung diantara langit dan bumi kerana
hutangnya yg belum diselesaikan. Jangan tangguh-tangguh untuk membayar hutang.
Apabila mempunyai wang yang cukup terus membayarnya.
Salah satu perkara yang sangat
menakutkan apabila hutang itu tidak dapat diselesaikan ialah bilamana orang
yang masih menanggung hutang itu mati atau meninggal dunia dalam keadaan hutang
yang belum habis diselesaikan. Anak-anak , isteri dan waris-waris pula tidak
tahu ataupun tidak mahu bertanggung jawab untuk menyelesaikan hutang si mati di
mana mengikut hadis org yg mati sedangkan ia masih berhutang maka rohnya
terapung-apung dilangit dan semua amalannya tergantung.
"Dari Abi Hurairah
Radiallahuanhu katanya: Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya : "Roh
seseorang Mukmin itu tergantung-gantung (dihalang daripada tempat yang mulia)
dengan sebab hutangnya sehinggalah hutangnya itu dilunaskan.''(HR. Al-Tarmizi).
4. Perbanyakkan Sedekah Jariah.
Termasuk dalam kategori sedekah
jariah ialah harta yang diwaqafkan, termasuk tanah, rumah, kebun atau
lain-lainnya untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Misalnya, seseorang mewaqafkan
bangunan untuk dijadikan sekolah, asrama, Rumah Sakit, masjid dan yang
seumpamanya.
Mendirikan bangunan untuk
kepentingan awam yang dihalalkan Islam juga dikira sedekah jariah. Selagi harta
benda yang diwaqafkan itu masih wujud dan dinikmati faedahnya olah umum maka
tuan punya harta itu akan mendapat pahalanya berterusan semasa ia hidup dan
sesudah ia mati.
Daripada Abu Hurairah, Rasulullah
SAW ada bersabda yang bermaksud: “Apabila seorang mati, putuslah amalannya
kecuali tiga perkara, (iaitu): Sedekah jariah, ilmu yang memberi faedah kepada
orang lain atau anak yang solih yang berdo'a untuknya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
5. Menuntut Ilmu Yang Bermanfaat.
Ilmu yang dapat dimanfaatkan
maksudnya ilmu yang diajarkan ketika seseorang itu masih hidup dan ia
kemudiannya dimanfaatkan pula oleh orang lain, maka pahala mengajar itu
berterusan selagi orang yang menerima ilmu itu mengamalkannya.
Pahala diterima oleh mereka yang
menyebarkan ilmu berkekalan hingga hari kiamat selagi manusia dapat manfaat
daripada ilmu yang diajarkan itu. Ilmu yang disebarkannya itu, sama ada melalui
syarahan, penulisan kitab, akhbar atau majalah atau apa-apa rakaman yang dapat
dirujuk dalam bentuk cetak dan elektronik maka ia mendapat ganjaran berkekalan.
Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah SAW. bersabda :
"Siapa yang mengajak ke
jalan hidayah, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala)
pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan
sesiapa yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa
pengikutnya, dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikit pun".
(HR. Imam Muslim).
6. Anak Yang Sholeh Yang Mendo'akan Kedua Ibu Bapanya .
Anak yang dididiknya ketika
hayatnya hingga menjadi orang soleh dan sentiasa mendo'akan kesejahteraan ibu
bapanya sesudah meninggal dunia.
Do'anya itu bukan sahaja rahmat
kepada kedua ibu bapanya yang masih hidup atau yang telah mati, tetapi akan
membawa kebaikan dan pahala yang besar kepada anak itu sendiri.
Sungguh beruntung anak yang
sentiasa mengingati kedua ibu bapanya dengan mendoakan mereka selepas
mengerjakan solat dan semasa berada pada hari baik bulan baik atau semasa
berada di tanah suci yang sangat berkat dan mustajab doa padanya.
رَبِّ اغْفِرْ
لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا.
"Ya Tuhanku, ampunilah
dosaku dan dosa kedua ibu bapaku serta cucurilah rahmat kepada mereka berdua
sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku
semasa kecil."
Sebab itu sangat baik ia
mengakhiri doanya dengan menyebut:
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
"Dan ampunilah dosa-dosa
orang-orang Islam lelaki dan perempuan; dan dosa orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan; yang hidup dan yang mati. Dengan kelimpahan rahmat-Mu
wahai Tuhan yang tidak ada taranya tentang limpahan rahmat-Nya.
Di dalam Syurga, seseorang
diangkat darjatnya oleh Allah SWT lalu dia bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku,
bagaimana saya mendapat darjat kebesaran ini?”.
Firman Allah SWT bermaksud : “Ini
disebabkan do'a anakmu yang memohonkan keampunan bagimu.” (HR. Imam Ahmad).
7. Meminta Maaf Kepada Semua Orang Yang Kita Pernah Melakukan Kesalahan
Kepada Mereka
Tidak perlu menunggu Hari Raya.
Dosa mengumpat, memfitnah, menyakiti hati orang dan mengambil hak mereka. Jika
kita telah terambil hak atau barang-barang mereka maka pulangkanlah dan
memohonnamoun dan maaf kepada orangnya.
Anak segeralah memohon ampun
kepada kedua ibu bapa. Isteri hendaklah segera memohon ampun kepada suami.
Murid hendaklah memohon kemaafan kepada guru-guru. Kita hendaklah memohon maaf
kepada saudara-mara, jiran tetangga, sahabat handai, rakan sekerja dan sesiapa
saja yang kita rasa telah melakukan dosa kerana Allah SWT tidak akan
mengampunkan dosa yang dibuat sesama manusia.
Pepatah melayu ada megatakan :
"Sediakan payung sebelum hujan" untuk kita menghadapi saat kematian
maka kita perlu sediakan tujuh perkara sebelum kita dipanggil pulang oleh Allah
SWT.
Firman Allah SWT maksudnya : “Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
direrdhaiNya. Maka masuklah ke dalam jema’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam
Syurga-Ku” (Surah Al-Fajr ayat 27-30.
Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus
ra. dari Nabi saw, beliau bersabda: Orang yang CERDIK ialah orang yang selalu
menjaga dirinya dan beramal untuk bekalan sesudah mati. (HR Tirmidzi)
Allah SWT berfirman dalam surah
Surah Ali-Imran, ayat 185:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن
زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya:
"Tiap-tiap yang bernyawa akan
merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan
balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di
dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain
hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya".
Ya Allah jadikan kami hamba yang
beriman kepada-Mu. Dan matikan kami sebagai matinya orang yang beriman
kepada-Mu. Mudah-mudahan hidup kami sentiasa mempersiapkan diri untuk
menghadapi datangnya kematian yag akan datang kepada kaki bila-bika masa
sahaja.
Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin
!!!!!
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
Tanda ditutupnya pintu taubat di akhir zaman
Rasulullah SAW dari awal lagi
telah berpesan pada kita agar selalu waspada dari masa ke semasa sebagai Tanda2
ditutup pintu taubat yg dpt dikesan dari tanda2 ...akhir zaman yg berkaitan
Makanan,minuman,pakaian dan kesenian.Antaranya adalah:
1. DIHALALKAN ARAK, PENZINAAN, PAKAIAN DARI
SUTERA DAN ALAT-ALAT MUZIK.
Sabda
Rasulullah SAW: " Sesungguhnya nanti akan benar2 terjadi,akan ada suatu
kaum dari umatku yg mengatakan halalnya penzinaan,sutera,khomar dan kecapi2 (
alat muzik)." ( HR Thabrani ). Sabda Rasulullah lagi: " Sesungguhnya
akan ada satu golongan dari umatku yg menganggap halal minum arak dengan
memberikan nama lain dengan menukar bentuk,padahal isinya tetap juga sesuai
dengan nama yg dikehendakinya." ( HR Ahmad) Rasulullah bersabda lagi:
" Sungguh akan ada beberapa orang dari umatku yg minum khomar
(arak),mereka namakan dengan nama lain.Kepala mereka itu dilalaikan dgn
bunyi-bunyian(muzik) serta nyanyian,maka Allah akan tenggelamkan mereka itu ke
dalam bumi dan akan menjadikan mereka itu seperti kera dan babi." ( HR
Ibnu Majah )
2. RIBA DALAM MASYARAKAT.
Sabda
Rasulullah SAW: " Akan datang suatu masa dimana manusia menganggap halal
riba dengan nama jual beli." (HR Ibnu Qayyim ). Dari Abu Hurairah bahawa
Rasulullah SAW bersabda: " Sungguh nanti akan datang suatu masa atas
umatku yg tidak seorang pun dari mereka kecuali makan hasil riba.Jika ia tidak
makan hasil riba,maka ia akan terkena debu (dosa) nya." ( HR Abu Daud,Ibnu
Majah dan Hakim )
3. SEGALA MACAM PAKAIAN , MINUMAN DAN MAKANAN
YG DIHALALKAN.
Dari Abu
Umamah ra bahawa Nabi SAW bersabda: " Kelak akan ada orang dari
umatku,mereka memakan berbagai macam makanan,meminum berbagai minuman,memakai
berbagai macam pakaian,banyak berbicara tanpa difikirkan terlebih dahulu apa
sebetulnya yg dibicarakan itu,maka itu lah seburuk2 umatku." (HR Thabrani
dan Abu Nu'aim )
4. KAUM YANG MENGAMBIL MAKANAN DENGAN MULUT.
Dari Saad ra
bahawa Rasulullah SAW bersabda: " Kelak akan ada suatu kaum,mereka memakan
makanan langsung memakai mulutnya seperti lembu memakan rumput dibumi." (
HR Ahmad ) 5. MUZIK-MUZIK DAN BIDUANITA SERTA TERJADINYA BENCANA ALAM. Sabda
Raslullah SAW: " Nanti pada akhir zaman akan terjadi gempa bumi dan
penyakit kolera dan perubahan-perubahan ini terjadi apabila
muzik-muzik,biduanita2 telah bermaharajalela dalam kehidupan umat manusia dan
minuman keras telah dihalalkan." ( HR Thabrani )
5. PEMUSIK DAN PENYANYI YANG AKAN MENJADI
SEPERTI BABI DAN KERA.
Rasulullah SAW
bersabda: " Kelak pada akhir zaman akan ada dari umatku ini suatu kaum yg
tingkahlakunya akan jadi seperti babi dan kera.Para Sahabat bertanya:" Ya
Rasulullah ..tidakkah mereka bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Sesungguhnya Muhammad itu Pesuruh Allah?".....Rasulullah menjawab:"
Betul,mereka juga berpuasa,sembahyang dan haji."....Mereka bertanya
lagi:" Lalu mengapa keadaan mereka menjadi begitu?"....Rasulullah
menjawab:" Mereka mengadakan nyanyian2,menabuh gendang disertai para
biduanita dan penari,lalu pada malam harinya mereka mengadakan pesta
minum-minuman dan bermain-main,maka pada pagi harinya mereka berubah menjadi
tingkahlakunya seperti babi dan kera.Dan sungguh akan ada seorang yg pergi
berbelanja ke kedai atas suruhan temannya,setelah ia kembali kepadanya,lalu ia
berubah tingkahlakunya seperti menjadi babi dan kera." ( HR Ibnu
Abiddunya)
6. LENYAPNYA ILMU, MELUASNYA MINUMAN KERAS DAN
PENZINAAN DALAM MASYARAKAT.
Dari Anas bin Malik ra berkata
bahawa Rasulullah SAW Bersabda: " Sesungguhnya sebahagian tanda2 dekatnya
hari kiamat adalah hilangnya kemanfaatan ilmu,makin ketara kebodohan,diminumnya
arak,meluasnya penzinaan dengan terang-terangan,banyaknya wanita dan sedikitnya
laki-laki sehingga 50 wanita mempunyai satu penegak ( pelindung ) laki-laki."
( HR Bukhari )
7. LAKI-LAKI MENYERUPAI WANITA DAN WANITA
MENYERUPAI LAKI-LAKI.
Rasulullah SAW
bersabda: " Diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah laki-laki
menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki." ( HR Abu Nu'aim )
8. LEBIH SENANG MENDIDIK ANJING DARIPADA
MENDIDIK ANAK DAN TERJADINYA BERBAGAI PERBUATAN KEJI.
Dari Abu Dzar
ra berkata bahawa Rasulullah bersabda: " Apabila zaman ( kiamat ) telah
dekat,mendidik anjing lebih baik daripada mendidik anak,tidak ada rasa hormat
kepada yg lebih tua,dan tidak ada rasa kasih sayang kepada yang lebih
kecil,anak-anak zina semakin ramai,sehingga laki-lak menyantap perempuan
dijalanan.Mereka tidak ubahnya seperti kambing yang berhati serigala." (
HR Thabrani dan Hakim )
Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
Keajaiban Lebah Madu dalam Al-Quran
Hampir semua orang tahu bahwa
madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali
yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber
makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena
itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan
cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat
bergizi yang baru – yaitu madu – dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati
bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka
butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah
tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang
waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu”
yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan
untuk diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk
lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti
ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkan-nya
dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan
produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci,
marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus
melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi
yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan
ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas
perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di
atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas
perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh
bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada
batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah
sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil
menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang
standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain.
Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua
sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan
pencemaran udara.
Sistem kesehatan:
Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan
kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan
yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan
bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin
menim-bulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang.
Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat
asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini,
semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih
besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan
lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang
disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi
dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada
resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia.
Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah
ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara
dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari
ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai
pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di
dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah
mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat,
yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan
teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa
serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman
akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki
pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor
serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang
telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat
menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan
sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas
sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua
permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini
dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini
untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah
menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah
yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka
memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling
cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel
sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak
terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit
lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk
sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel
segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam
memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama,
jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit
daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi
enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan
madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya
dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil
ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari
atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat
praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat disusun dan menggunakan
satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal
dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk
menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel,
lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini ketika membangun
ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah
potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini,
terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan
cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar.
Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi
lain pun otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun
dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah sel-sel yang dibuat dengan
cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah, dan berarti
bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang
dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan
menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi
sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling
bergelantungan membentuk ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini,
mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil
dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan
mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan
kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu
mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan
membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang
dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah
dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik
untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai dari bagian atas sarang dan
berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah.
Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-tama
bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan dengan
selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa
sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan
sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur
begitu sempurna, sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam
strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah
harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara titik awal dan titik
sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini.
Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah?
Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional
bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak
mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian
rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka
mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai
melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan
lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja kolektif?
Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum
cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain
untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka
diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik.
Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu
menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun
semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti
bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan
di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, surat
Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk
menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh
sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan
merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri –
sebuah istilah tanpa arti – yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang
disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang
telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang
menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka
mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari
sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya
untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah
ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang
kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi, yang
mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang
diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah,
jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain
dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8”
yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah
tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan
berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang
menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui
arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui”
seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu.
Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan
gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan
menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia
mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan
demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan
terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang
memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan. Saat lebah – yang hanya mampu
menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah matahari – kembali ke sarangnya,
matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1
setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah ini tidak
menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata segi enam
kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop.
Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan
selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini
dengan me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya,
lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi
dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau
bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh
lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu
dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa
nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang
mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas.
Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut
dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung
pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada
bunga yang sama.
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu
merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui
serangga kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa
senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta sejumlah mineral seperti
magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu
juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah
sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu
terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis
hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al
Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh
para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture
Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina.
Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal
dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk
sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter Rumania
mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002
dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam
konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak
penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai
penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk
lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di negara-negara yang sudah maju
dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah
ini:
Mudah dicerna:
Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya
fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif
sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan
usus untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori:
Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama,
kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu
tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat melalui
darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah
dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih
baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu
menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih
jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam
mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Membunuh bakteri:
Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang
madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan
dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi
makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah
mereka tahu kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal
jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi
tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly
digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan
jaringan atau kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang
diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk kepentingan
manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas
yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21)
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(QS. An-Nahl, 16: 68-69)
“Kami telah menciptakan
binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka tunggangi,
sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu untuk
diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73)
Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45:
4)
“Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45:
13)
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
Kriteria Guru Yang Baik Menurut Imam Al-Ghazali
Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah
“orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”.(Ramayulis,1982:42)
Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan
materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh
seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai
materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya
bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga
membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36)
Untuk menjadi seorang pendidik yang baik, Imam
Al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru.
Tulisan berikut ini merupakan kutipan yang diambil oleh penulis dari buku
Abuddin Nata (2000:95-99) ketika menjelaskan kriteria guru yang baik dari kitab
Ihyaa Ulumuddin yang merupakan karya monumental Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Ghazali. Sengaja kutipan di bawah ini diberi sedikit komentar untuk lebih
memperjelas maksud yang hendak disampaikan.
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat
diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya,
juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia
dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya
yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan
kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan
anak-anak muridnya.
Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru
sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat
khusus atau tugas-tugas tertentu sebagai berikut :
Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian
dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya
adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat
menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya.
Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk
menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban
agama bagi setiap orang alim (berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut
upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah
SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia
dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan
minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih
kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil
membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat
pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada
dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana,
tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru
yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung
pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya
harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan
kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang
memadai.
Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi
juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan
murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang
lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh
membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan
pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk
mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru
tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan
sesama guru lainnya.
Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru
hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan
kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru
hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan
umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang
keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini
terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya
pengajaran yang baik.
Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil
sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam
hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian
orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan
keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru
ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang
tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)
Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki
prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual
dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya
itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam
mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya
tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya,
karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya.
(Al-Ghazali, t.th:51)
Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali
adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan
muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan
tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya
seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu
menguasainya. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan
rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu.
Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang
berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk
merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan
agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan
menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran
penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan
dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana
dikemukakan di atas, tampak bahwa sebagiannya masih ada yang sejalan dengan
tuntutan masyarakat modern. Sifat guru yang mengajarkan pelajaran secara
sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu
dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia, kejiwaan dan kemampuan intelektual
siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi
pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yang tetap sejalan dengan
tuntutan masyarakat modern.
Klik & Share www.30harihafalquran.com
Yayasan Quran Hamasah
Langganan:
Postingan (Atom)